Kodim Bojonegoro dukung Percepatan Penurunan Stunting


LENSAJATIM || Komandan Kodim (Dandim) 0813 Bojonegoro Letkol Arm Arif Yudo Purwanto, turut menghadiri acara Rembug Stunting yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro pagi ini Jum'at (26/5/2023) di Ruang Angling Dharma Gedung Pemkab Bojonegoro.

Hadir dalam kegiatan ini Sekretaris Daerah, jajaran Asisten, Staf Ahli Bupati, tim percepatan penurunan stunting Kabupaten Bojonegoro, Camat, Kepala Puskesmas, Ketua TPPS kec/desa lokus penanganan stunting 2023, Ketua maupun perwakilan dunia usaha, perguruan tinggi, Lembaga Kemasyarakatan, Lembaga profesi serta undangan lainnya

Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah, mengatakan bahwa stunting telah tertuang dalam RPJMD lima tahun. Penurunan stunting di Kabupaten Bojonegoro ini termasuk cepat. Dari prevalensi stunting 2,45 persen ini pun bisa dilihat data by name by address hingga apa penyebabnya.

Rembug Stunting, dilakukan untuk menjalankan kewajiban pemerintah daerah dari Kemendagri. Seperti dalam peningkatan SDM mulai dari kemampuan IQ anak-anak, hingga tingkat belajar. "Pada 2023 targetnya 2,3 persen prevalensi stunting," kata Bupati.
 
Pihaknya juga menyarankan untuk membuat SOP saat bulan timbang yaitu penimbangan harus dilakukan saat bayi/balita sehat. Sebab kesehatan berpengaruh terhadap berat badan yang juga menjadi faktor status gizi dalam pengukuran stunting.

Pemkab Bojonegoro selama ini sudah progresif dalam penanggulangan stunting. Sebab, baru-baru ini pemerintah sedang meluncurkan Peraturan Bupati (Perbup) mengenai pemberian insentif calon pengantin cakap menikah pertama kali. Syarat perempuan usia 19 tahun sampai 30 tahun. Sedangkan laki-laki usia 21 sampai 30 tahun, tujuanya untuk mengurangi stunting juga kekerasan dalam rumah tangga.

"Jika ini ada, mungkin menjadi satu-satunya kabupaten di Indonesia yang satu-satunya memberikan insentif pada calon pengantin. Sebab, pemerintah sebagai pengendali anak-anak untuk tidak menikah usia dini dan menjadi pengendali agar Bojonegoro memiliki catatan pernikahan yang baik," ujar Bupati Anna Mu'awanah.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Anwar Mukhtadlo menjelaskan, maksud dan tujuan kegiatan Rembug Stunting ini pertama adalah dalam rangka harmonisasi program kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung aksi penurunan stunting. Kedua, memperkuat kinerja tim koordinasi percepatan penurunan stunting beserta keterlibatan perangkat daerah lain, dunia usaha, lembaga masyarakat, perguruan tinggi, media serta pemangku kepentingan.

Ketiga, sebagai bahan masukan dalam penyusunan perencanaan pelaksanaan monitoring dan evaluasi program dan kegiatan percepatan penurunan stunting dalam dokumen perencanaan daerah RPJPD, RPD, RKPD, dan RENSTRA perangkat daerah.

Dan keempat, merumuskan, memperkuat kerangka intervensi yang harus dilakukan, mendorong dan menguatkan konvergensi antara Program Pentahelix sebagai bagian dari upaya penurunan stunting di Kabupaten Bojonegoro.

"Isu stunting menjadi isu relevan diangkat mulai tingkat pusat hingga daerah termasuk di Bojonegoro. Isu stunting menjadi salah satu isu strategis pada RPD Kabupaten Bojonegoro 2024-2026 yaitu peningkatan kualitas SDM, pendidikan, kesehatan kemiskinan dan stunting," kata Anwar Mukhtadlo.

Hal ini membuktikan komitmen Pemkab Bojonegoro dalam rangka mendukung target nasional 14 persen prevalensi stunting pada 2024. Serta sebagai upaya percepatan penurunan stunting melalui berbagai upaya konvergen dan didukung semua pihak.

"Selama 5 tahun dari 2018 sampai 2023, Bojonegoro telah berhasil menurunkan balita stunting sebesar 6,33 atau 5.285 balita. Prevalensi stunting di Bojonegoro diukur berdasarkan bulan timbang atau EPPGBM yang menjangkau hampir seluruh balita di desa atau kelurahan. Sehingga hasil yang didapatkan akurat. Data bulan timbang digunakan, dalam rangka intervensi program penurunan stunting dibutuhkan data by name by address," jelasnya.

Hadir sebagai narasumber dalam acara ini, Dandim 0813 Bojonegoro Letkol Arm Arif Yudo Purwanto, menyatakan, pihaknya turut mendukung penuh program pemerintah dalam percepatan penurunan stunting. Karena, program ini juga menjadi prioritas TNI AD dalam membantu pemerintah untuk mengatasi penurunan angka stunting di Indonesia termasuk diwilayah Kabupaten Bojonegoro.

Penurunan stunting, telah menjadi perhatian semua pihak tak terkecuali Kodim 0813 Bojonegoro. Dan upaya penurunan stunting ini memerlukan pendekatan yang menyeluruh, serta pemberian gizi seimbang untuk mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting. Sehingga hal ini penting untuk dilakukan guna menyelamatkan generasi emas penerus bangsa. 

Menurut Dandim, peran aktif TNI dalam hal ini Kodim 0813 Bojenegoro bersama Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (P3AKB) diantaranya melakukan pendataan anak stunting, pendataan stunting ibu hamil, pemberian nutrisi tambahan untuk anak stunting dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

"Selain itu juga dilaksanakan sosialisasi dan pendampingan kepada ibu hamil dan para orang tua yang memiliki balita melalui kegiatan posyandu serta pengukuhan Bapak Asuh Stunting oleh BKKBN," terang Letkol Arm Arif Yudo Purwanto.

Turut hadir pula sebagai narasumber dalam Rembug Stunting ini Donny Bayu Setiawan, perwakilan DPRD Kabupaten Bojonegoro, Koordinator Program Satgas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Timur, Abdul Fattah Fanani, Tim Investing in Nutrition and Early Years Project Regional 3 Bina Bangda Kemendagri, Ida Nurbaya.(Pen/Red)